Bila Anda sering terbang dengan maskapai murah (low cost carrier),
pasti sudah hapal kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya satu: murah,
kekurangannya banyak. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika akan
memesan tiket pesawat berbiaya murah:
1. Kebanyakan tiket promo tidak dapat diubah rute (re-route). Dan
tidak dapat direfund. Bila mau diubah tanggal/waktu, penalti yang
dibayarkan sangat besar, you may as well book new tickets.
2. Kebanyakan tiket promo dijual untuk waktu terbang beberapa bulan
lagi, bahkan untuk tahun berikutnya. Pastikan saja Anda bisa cuti, atau
harus ikhlas bila terpaksa tidak jadi terbang. Pastikan juga ketika
membeli Anda tidak kemudian hamil besar pada saat waktu terbang.
3. Maskapai murah tidak menyediakan makanan gratis. Anda harus beli.
Untuk penerbangan jarak dekat, tentu tidak masalah. Untuk penerbangan
jarak jauh, lebih baik memesan secara online untuk memastikan Anda tidak
kehabisan, selain karena lebih murah. Maskapai sejenis ini juga
melarang penumpangnya memakan makanan bawa sendiri. Untuk penerbangan
jarak jauh saya sih tetep bawa biskuit dan nggak pernah ditegur ya.
Pengalaman saya terbang dengan AK (AirAsia Malaysia) pramugarinya lebih
cuek-cuek dibanding dengan QZ (AirAsia Indonesia). Bagi yang membawa
bayi, silakan membawa makanan bayi dan susu formula. Air panas dapat
meminta pada pramugari.
4. Tempat duduk. Beberapa tahun belakangan ini ketika terbang bersama
Puput dengan AirAsia, tempat duduk selalu diacak. Selalu tidak jejer.
Kemungkinan ini upaya pihak maskapai agar calon penumpang menggunakan
fasilitas “pick a seat” yang artinya membayar lagi. Beda dengan maskapai
gaya Lion Air atau Sriwijaya Air yang tidak menjual fasilitas memilih
kursi, sehingga kita akan enak saja bilang sama petugas check in,
“Mas/Mbak, minta di jendela ya!” Sejak punya Oliq, tiap penerbangan
jarak jauh dengan AirAsia (Tokyo, Melbourne), kami selalu menggunakan
fasilitas “pick a seat” di ujung belakang, karena di ekor ada space sisa
untuk membawa anak jalan-jalan.
5. Bagasi. Ada baiknya Anda bisa memastikan berapa berat bagasi.
Apakah 15kg atau 20kg atau lebih. Jauh lebih murah membeli bagasi secara
online daripada on the spot. Kalau Anda sudah terlanjur memesan tiket
tanpa bagasi, Anda dapat menambahkannya di kemudian hari secara online
tanpa biaya.
6. Check in. Beberapa maskapai menerapkan biaya check in untuk check
in di counter. Lebih baik Anda melakukan web check in untuk memangkas
biaya. Atau, bisa juga melakukan self check in di mesin-mesin yang
tersedia (yang beberapa biasanya rusak).
7. Pembayaran. Ketika memesan secara online, pembayaran dapat
dilakukan dengan Kartu Kredit dan ATM/Internet Banking. Pilih yang
ke-dua. Biaya dengan kartu kredit lebih tinggi sementara ATM biasanya
gratis. Terakhir mau membayar dengan Citilink untuk 2 dewasa dikenai
biaya Rp 65.000. Ini istilahnya “convenience fee” yang bikin maskapai
convenient dan bikin kita inconvenient.
8. Bandara dan Terminal. Maskapai murah tidak selalu menggunakan
bandara utama di kota tersebut. Ambil contoh Kuala Lumpur, ketika
bandara utamanya KLIA, AirAsia punya bandara sendiri yaitu LCCT, yang
walau arahnya sama jaraknya beda berkilo-kilo meter. Jangan seperti saya
yang beberapa tahun lalu, ketika AirAsia masih baru, salah bandara.
Terminal yang dipakai pun biasanya berbeda – walau tidak selalu lebih
buruk. Misalnya, Terminal 3 di Bandara Soekarno-Hatta menurut saya lebih
bagus daripada Terminal 1. Ada juga yang lebih buruk, misalnya terminal
maskapai Tiger Airways di Bandara Tullamarine Melbourne yang seperti
kandang.
9. Tidak ada maskapai murah yang akan mengorbankan keselamatan pesawat demi memotong biaya operasional.
10. Maskapai jenis ini juga suka ujug-ujug mengganti rute, menutup
rute, membuka rute baru. Biasanya ada kompensasi untuk yang sudah
membooking, bisa dialihkan ke destinasi lain.
sumber: http://backpackology.me
Tidak ada komentar:
Posting Komentar