Jakarta, Setelah sebulan berpuasa, Hari Raya Lebaran tentu menjadi
momen yang sangat dinanti. Namun hari-hati, jika tak pandai menahan diri
maka bobot justru bisa melonjak di satu hari tersebut. Lantas bagaimana
cara mengatur makan yang tepat agar asupan makanan dan minuman di hari
itu tetap terjaga?
"Biasanya saat lebaran, makanan tersedia sangat banyak apalagi jika
berkunjung ke rumah keluarga. Bisa dipastikan akan ditawari berbagai
macam makanan yang mengandung santan dan berkalori tinggi," terang dr
Pauline Endang Praptini D., MS, SpGK, pakar gizi klinik dari RS
Fatmawati, saat dihubungi detikHealth dan ditulis pada Jumat (9/8/2013).
Menurut dr Pauline, semua keputusan tersebut pada akhirnya akan kembali lagi kepada diri kita sendiri. Di hari raya tersebut, kita harus pandai memilih dan bisa menyesuaikan diri dengan kondisi kesehatan. Sebab hampir semua makanannya mirip, yaitu berbahan santan dan manis.
"Perhatikan juga jam berapa kita berkunjung. Jika memang kita berkunjung di waktu makan besar, tidak ada salahnya mengonsumsi makanan tersebut. Namun jika berkunjung di waktu sore hari (bukan jam makan besar) maka sebaiknya tahan jangan sampai mengonsumsi makanan besar kembali," ujar dr Pauline.
Sependapat dengan dr Pauline, Dr. Tirta Prawita Sari, MSc, SpGK, spesialis gizi, juga mengungkapkan bahwa saat Lebaran setiap tahun pasti menunya sama. Sebagian besar adalah makanan bersantan, gorengan, berminyak, dan pedas.
"Jika tidak hati-hati, proses puasa yang berfungsi dalam kesehatan sangat baik selama 1 bulan ini habis di 1 hari tersebut. Salah satunya organ hati. Setelah 1 bulan beristirahat, saat lebaran hati bekerja keras selama sehari penuh. Ini karena kita pasti makan dengan menu kurang sehat dan minum minuman serba manis," papar dr Tirta.
Untuk itu, dr Tirta menyarankan untuk minum air putih yang banyak setiap mau makan. Makan pun usahakan untuk dikurangi sedikit-sedikit porsinya. Perbanyak asupan serat dan buah, sedangkan untuk minuman bersoda atau manis tidak ada kompromi. Lebih baik konsumsi teh hangat tanpa gula. Ia bahkan juga menyarankan untuk tetap berolahraga di hari itu setidaknya 40 menit saja.
Sumber: detik.com
Menurut dr Pauline, semua keputusan tersebut pada akhirnya akan kembali lagi kepada diri kita sendiri. Di hari raya tersebut, kita harus pandai memilih dan bisa menyesuaikan diri dengan kondisi kesehatan. Sebab hampir semua makanannya mirip, yaitu berbahan santan dan manis.
"Perhatikan juga jam berapa kita berkunjung. Jika memang kita berkunjung di waktu makan besar, tidak ada salahnya mengonsumsi makanan tersebut. Namun jika berkunjung di waktu sore hari (bukan jam makan besar) maka sebaiknya tahan jangan sampai mengonsumsi makanan besar kembali," ujar dr Pauline.
Sependapat dengan dr Pauline, Dr. Tirta Prawita Sari, MSc, SpGK, spesialis gizi, juga mengungkapkan bahwa saat Lebaran setiap tahun pasti menunya sama. Sebagian besar adalah makanan bersantan, gorengan, berminyak, dan pedas.
"Jika tidak hati-hati, proses puasa yang berfungsi dalam kesehatan sangat baik selama 1 bulan ini habis di 1 hari tersebut. Salah satunya organ hati. Setelah 1 bulan beristirahat, saat lebaran hati bekerja keras selama sehari penuh. Ini karena kita pasti makan dengan menu kurang sehat dan minum minuman serba manis," papar dr Tirta.
Untuk itu, dr Tirta menyarankan untuk minum air putih yang banyak setiap mau makan. Makan pun usahakan untuk dikurangi sedikit-sedikit porsinya. Perbanyak asupan serat dan buah, sedangkan untuk minuman bersoda atau manis tidak ada kompromi. Lebih baik konsumsi teh hangat tanpa gula. Ia bahkan juga menyarankan untuk tetap berolahraga di hari itu setidaknya 40 menit saja.
Sumber: detik.com